Halaman

Kamis, 18 Desember 2014

Makalah

Pengaruh Jilboobs terhadap Karakter Wanita Indonesia
Disusun untuk memenuhi tugas makalah Bahasa Indonesia






Kelas XII-IPA 6

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
UPTD SMA NEGERI 2 PARE
Tahun Pelajaran 2014/2015
Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa 28 Pare
Kata Pengantar


Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan karuni-Nya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Pengaruh Jilboobs terhadap Wanita Indonesia”.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dan untuk menyajikan gambaran tentang fenomena jilboobs yang berkembang di masyarakat.
Atas keberhasilan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.        Drs. Suhadi, MM. sebagai kepala sekolah SMAN 2 Pare.
2.        In Hari Purwanto, S.Pd. sebagai guru pembimbing Bahasa Indonesia.
3.        Drs. Tumaji sebagai wali kelas XII-IPA 6.
4.        Teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.
5.        Semua pihak yang memberi bantuan serta masukan yang berguna dalam penyusunan makalah ini.
Sebagaimana manusia biasa, kami dari tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami mohon pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya agar dapat menyempurnakan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan para pembaca.

Pare, 19 Agustus 2014

                                                                                                                 Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Pada era yang modern ini, terdapat banyak fashion yang berkembang di masyarakat, baik dalam berpakaian biasa hingga berhijab. Berhijab pun dalam waktu ke waktu memiliki beragam variasi. Berhijab juga memiliki aturan, yaitu menutupi aurat terutama bagian kepala hingga dada. Tetapi, sekarang banyak wanita muslimah yang menyalahartikan makna dari hijab itu sendiri.
Pada makalah ini, kami akan membahas tentang fenomena hijab dengan tetap memperlihatkan dada atau yang lebih dikenal orang dengan sebutan jilboobs.

1.2.       Rumusan masalah
a.       Apakah pengertian dari jilboobs?
b.      Mengapa jilboobs bisa menjadi fenomena di masyarakat?
c.       Apa pengaruh yang ditimbulkan dari fenomena jilboobs?
d.      Bagaimana cara mengatasi fenomena jilboobs?

1.3.       Tujuan
a.       Untuk mengetahui pengertian jilboobs.
b.      Untuk mengetahui sebab terjadinya fenomena jilboobs.
c.       Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari fenomena jilboobs.
d.      Untuk mengetahui cara mengatasi fenomena jilboobs.

1.4.       Manfaat
a.       Dapat mengetahui pengertian jilboobs.
b.      Dapat mengetahui sebab terjadinya fenomena jilboobs.
c.       Dapat mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari fenomena jilboobs.
d.      Dapat mengetahui cara mengatasi fenomena jilboobs.



BAB II
LANDASAN TEORI

Rasulullah Muhammad SAW menggambarkan dalam salah satu hadits: "Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita yang berpakaian (tetapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini". (HR. Muslim).
Rasulullah SAW bersabda: “Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, kepala mereka seakan-akan punuk unta, laknatlah mereka karena sesungguhnya mereka adalah wanita-wanita terlaknat!”.
Secara umum jilbab itu merupakan pakaian perempuan Islam berupa penutup kepala yang diwajibkan untuk dipakai oleh perempuan yang sudah baligh. Adapun pada jaman sekarang jilbab telah bergeser dari yang sesungguhnya. Di era kebebasan dan globalisasi ini, model jilbab banyak yang merekayasa dengan bentuk yang tidak syar’i. Yaitu hanya memperhatikan mode agar kelihatan lebih menarik dan terkesan tidak jadul. Misalnya memperlihatkan leher, mengulung kain jilbab pada leher dan lain sebagainya. Padahal yang taat aturan bukan hanya jilbabnya saja, pakaian yang dikenakanpun seharusnya syar’i.
Dalam salah satu ayat Al Qur'an yang artinya “… Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung hingga ke dadanya” (Q.S. An-Nuur 24, ayat 31). Atau ayat yang lain “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’ ...” (Q.S. Al-Ahzab 33, ayat 59). Dan firman Allah lainnya lagi “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” (Q.S. Al-A’raf, ayat 26).
Hijab syar’i bagi seorang wanita muslimah ketika keluar rumah setelah memakai gamis (baju panjang) adalah khimar (kerudung penutup kepala, leher, dan dada), dan jilbab (baju setelah gamis dan khimar yang menutup seluruh badan wanita/abaya).
“Khimar, nama lainnya adalah Al-Maqani’, yaitu kain yang memiliki ujung-ujung yang dijulurkan ke dada wanita, untuk menutupi dada dan payudaranya, hal ini dilakukan untuk menyelisihi syi’ar wanita jahiliyyah karena mereka tidak melakukan yang demikian, bahkan wanita jahiliyyah dahulu melewati para lelaki dalam keadaan terbuka dadanya, tidak tertutupi sesuatu, terkadang memperlihatkan lehernya dan ikatan-ikatan rambutnya, dan anting-anting yang ada di telinganya. Dan khumur adalah jama’ dari khimar, artinya apa-apa yang digunakan untuk menutupi, maksudnya disini adalah yang digunakan untuk menutupi kepala, yang manusia menyebutnya Al-Maqani’ (Tafsir Ibnu Katsir 10/218, cet. Muassah Qurthubah).
“Jilbab nama lainnya adalah Al-Mula’ah dimana wanita menutupi dirinya dengannya, dipakai di atas Ad-Dir’ (gamis/baju panjang dalam/daster) dan Al-Khimar.” (Ma’alimut Tanzil 5/376, cet. Dar Ath-Thaibah).
“Maka yang benar, sebagai pengamalan dari dua ayat, An-Nur dan Al-Ahzab, adalah bahwasanya wanita apabila keluar dari rumahnya wajib atasnya mengenakan khimar dan jilbab di atas khimar, karena yang demikian lebih menutup dan lebih tidak terlihat bentuk kepala dan pundaknya, dan ini yang diinginkan Pembuat syari’at…dan ketahuilah bahwa menggabungkan antara khimar dengan jilbab bagi wanita apabila keluar rumah telah dilalaikan oleh mayoritas wanita muslimah, karena yang terjadi adalah mereka mengenakan jilbab saja atau khimar saja, itu saja kadang tidak menutup seluruhnya… apakah belum waktunya wanita-wanita shalihah dimanapun mereka berada supaya sadar dari kelalaian mereka dan bertaqwa kepada Allah dalam diri-diri mereka, dan mengenakan jilbab di atas khimar-khimar mereka?” (Jilbab Al-Mar’ah Al-Muslimah hal: 85-86).
“Hijab wanita dengan pakaian terdiri dari jilbab dan khimar…maka definisi hijab dengan pakaian adalah seorang wanita menutupi seluruh badannya termasuk wajah, kedua telapak tangan, dan kedua telapak kaki, dan menutupi perhiasan yang dia usahakan dengan apa-apa yang mencegah laki-laki asing melihat sebagian dari perhiasan-perhiasan tersebut, dan hijab ini terdiri dari jilbab dan khimar.” (Hirasatul Fadhilah 29-30) Sebagian ulama mengatakan bahwa jilbab tidak harus satu potong kain, akan tetapi diperbolehkan 2 potong dengan syarat bisa menutupi badan sesuai dengan yang disyari’atkan (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 17/178).



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jilboobs
Akhir-akhir ini di media sosial dan forum diskusi sedang ramai dibahas soal “jilboobs”. Apa itu jilboobs? Itu kata plesetan dan gabungan dari kata jilbab+boobs (payudara). Kenapa bisa muncul kata-kata jilboobs? Karena akhir-akhir ini terdapat fenomena ABG dan remaja wanita yang kepalanya memakai jilbab, namun baju yang dipakai sangat ketat membentuk bentuk tubuhnya, terutama bagian payudara yang seolah sengaja ditonjolkan. Belum lagi bagian tubuh lainnya seperti perut, pinggang, pinggul, semuanya serba ketat tertutup atau sengaja sebagian dari bagian tersebut dibuat tidak tertutup sehingga kelihatan kulit tubuhnya.
Mungkin ini yang disebut berpakaian tetapi telanjang. Secara harfiah memang memakai baju, tetapi sebagian bentuk tubuhnya kelihatan jelas, bisa jadi karena ketatnya baju yang menempel di badan, bisa juga karena “kurang bahan”, ukurannya kekecilan, atau tipisnya bahan sehingga menerawang semua yang ada di dalam kain. Sayangnya, gaya pakaian seperti itu kini banyak dikenakan dengan memadukan jilbab penutup kepala.
B.     Alasan Jilboobs menjadi Fenomena di Masyarakat
Entah apa yang ada dipikiran para wanita jilboobers itu ketika mereka memutuskan mengenakan jilboobs. Apakah sekedar ikut-ikutan trend menutup kepala? Mungkin rambutnya ketombean, rambutnya tipis karena rontok, rambutnya rusak karena kebanyakan dikeriting atau diluruskan, keseringan dicat warna-warni, atau sudah mulai beruban, maka ditutuplah rambutnya. Selembar kain penutup kepala fungsinya sebagai penolong semata sehingga yang ditutupi hanya kepala, tetapi tidak menutup leher apalagi dada. Bahkan tidak jarang mereka yang rambutnya panjang, sengaja menyembulkan ujung rambutnya di balik kain jilbab yang terbatas.
Padahal tidak ada satu pun ayat yang memerintahkan kaum Muslimah sekedar menutup kepala atau menutup rambut apalagi hanya sebagian rambut. Jelas disebutkan agar kerudung/jilbab itu dipakai hingga ke dada, bukan untuk disengaja menampakkan dada. Jadi jika mereka membuat trend mode sendiri, pura-pura berjilbab padahal ingin menonjolkan tubuhnya, maka sesungguhnya mereka sedang membuat aturan sendiri yang melenceng dari aturan Allah.
C.     Pengaruh yang ditimbulkan dari fenomena Jilboobs
Banyak pengaruh yang ditimbulkan oleh jilboobs, antara lain adalah mendustakan ayat-ayat Allah karena perilaku mereka, maka jilbab dijadikan bahan tertawaan, cemoohan dan sindiran, hingga dipelesetkan menjadi “jilboobs”.
Mencoreng citra pengguna jilbab, membuka celah bagi mereka yang memang tidak setuju mengenakan jilbab, untuk mencari pembenaran dengan menuding jilboobs lebih menggoda dan sensual daripada yang berpakaian sopan meski tidak berjilbab. Padahal, jilboobs memang tidak bisa dijadikan acuan, sebab jilboobs itu sendiri sudah melenceng dari perintah Allah. Bagaimana tidak dibilang melenceng, jika Allah memerintahkan menutup aurat, mereka justru bangga mengumbar aurat. Sungguh benar apa yang dilihat Rasulullah SAW tentang wanita yang berpakaian namun telanjang, kini menjadi fenomenal.
D.    Mengatasi Fenomena Jilboobs
Dalam mengatasi fenomena jilboobs yang sekarang sedang merajalela. Oleh sebab itu, motivasi yang berasal dari diri sendiri sangat berpengaruh dalam perubahan pola pikir muslimah, terutama remaja yang berniat memakai jilbab. Selain itu, muslimah harus bersosialisasi dengan lingkungan yang baik, contohnya dengan mengikuti seminar keagamaan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi-organisasi islam, agar kita dapat merealisasikan perintah Allah untuk menutupi aurat yang sesuai aturan agama. Peran orang tua juga sangat penting dalam mengatasi cara berpakaian anaknya, yaitu dengan memberikan pendidikan cara berpakaian yang baik dan sesuai perintah Allah.




BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Berbusana memang merupakan hak setiap orang, tetapi kita harus memperhatikan setiap peraturan yang ada, tidak terkecuali bagi pemakai jilbab. Jika berniat memakai jilbab, maka seharusnya para muslimah mengenakan jilbab yang tidak melenceng dari aturan Al-Quran.
Berbusana dengan memperlihatkan lekuk tubuh mulai dari pinggul, dada, pinggang dan lainnya tidak sesuai dengan aturan agama islam, yang mengharuskan muslimah untuk menutupi seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

4.2    Saran
1.      Para wanita muslimah yang berjilbab hendaknya memakai jilbab dengan benar.
2.      Jangan memakai jilbab, tetapi masih memperlihatkan bentuk dadanya.
3.      Dalam hal berpakaian, wanita muslimah hendaknya memakai pakaian yang longgar sehingga tidak memperlihatkan lekuk tubuhnya.
4.      Bagi para wanita muslimah yang akan memakai jilbab, supaya tidak meniru trend jilboobs.
5.      Sebelum memutuskan untuk berjilbab, alangkah baiknya jika terlebih dahulu memantapkan hati agar tidak setengah-setengah dalam memakai jilbab.



DAFTAR PUSTAKA

http://www.kaskus.co.id/thread/53e311c5de2cf2fd5c8b456c/fenomena-jilboobs/
http://www.kaskus.co.id/post/53ee2b100d8b46d9208b45dc#post53ee2b100d8b46d9208b45dc
http://asalasah.blogspot.com/2014/04/contoh-tidak-baik-jilboobs-berjilbab.html
http://tasimpor.com/38842-fenomena-jilboobs-di-kalangan-remaja-islam-kaskus-the-largest
http://m.kompasiana.com/post/read/671971/2/fenomena-jilboobs-dan-mempermainkan-jilbab.html
http://www.lintas.me/go/kabar24.com/habis-cabe-cabean-terbitlah-jilboobs?utm_source=hottopicarticle
http://www.kaskus.co.id/thread/534596549acf179f150000f0/jilboobs-menutup-aurat-atauah-sudah-lah
http://www.lintas.me/go/m.kompasiana.com/ramainya-fenomena-jilboobs-dan-tentang-mempermainkan-jilbab?utm_source=hottopicarticle
http://www.lintas.me/go/news.detik.com/mui-pun-melarang-pakaian-ala-jilboobs?utm_source=hottopicarticle
http://www.lintas.me/article/editor/inilah-video-jilboobs-yang-bikin-heboh
http://www.lintas.me/article/editor/fenomena-heboh-jilboobs-di-kalangan-hijabers


1 komentar: