Kamis, 18 Desember 2014

Aku.? Meninggal.?

Tak seperti kebiasaan Ella dihari-hari yang dilaluinya selama 15 tahun kehidupannya, Ella pagi ini sudah rapi. Padahal saat ini jam masih menunjukkan pukul 15.30 WIB. Bagi orang yang sudah mengenal Ella, mereka pasti mengira Ella sedang ada masalah. Itu karena Ella biasanya baru akan bangun jika jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB.
Yah... itu tidak aneh sih, melihat hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolahnya yang baru. Sebenarnya hari-hari sekolah sudah berjalan selama satu minggu. Walaupun waktu satu minggu itu hanya diisi dengan acara Pra-MOS dan MOS. (Yap, Ella adalah siswa baru alias siswa kelas sepuluh.) Ella tetap saja merasa sedih karena kehilangan masa awal sebagai siswi SMA. Jadi sekarang dia sangat bersemangat.
Ella yang terlalu bersemangat, tidak bisa menunggu dengan diam untuk waktu yang lama. Entah apa yang sudah dia lakukan, dan entah sudah berapa kali dia menatap pantulan dirinya pada cermin. Dan entah sudah berapa lama dia mengatur rambutnya agar menutupi bekas luka pada dahinya yang menunjukkan bahwa kecelakaan yang dialaminya adalah kenyataan yang benar-benar telah terjadi.
Dan terbayanglah alasan Ella kehilangan satu minggu masa awalnya menjadi anak SMA yaitu dia mengalami kecelakaan saat dia berangkat ke sekolahnya yang baru. Kecelakaan itu terjadi dihari pertama Pra-MOS, dengan suasana hati yang sama dengan sekarang, yaitu semangatnya. Tapi sial baginya, diperjalanannya menuju ke sekolah, Ella mengalami kecelakaan.
Itulah sebabnya Ella kehilangan masa-masa awalnya untuk mengenal sekolah barunya bersama dengan teman barunya juga. Walaupun katanya seperempat dari siswa baru di SMA itu adalah teman-teman lamanya waktu SMP. Tapi Ella juga ingin memiliki teman lain diluar lingkungan pertemanannya saat SMP.

Sehingga Ella sangat bersemangat untuk segera masuk sekolah. Semakin cepat dia berangkat ke sekolah, semakin cepat pula dia mendapat teman baru di sekolahnya yang baru.
Setelah yakin rambut depannya akan terus menutupi bekas luka didahinya, Ella keluar dari kamar dengan tujuan berangkat sekolah. Saat Ella melewati ruang keluarga, dia melihat foto besar yang memuat keluarganya, mulai dari ayah, ibu, dan satu kakaknya. Diapun berhenti dan menatap foto itu, dia merasakan sesuatu, tapi dia tidak bisa menggambarkannya.
Tiba-tiba dia mendengar suara dari arah dapur. Pasti itu suara ibunya sedang bernyanyi di dapur. Ibunya memang memiliki hobi menyanyi sendiri saat dia sedang memasak.
Dia berniat untuk menyapa ibunya dulu sebelum berangkat sekolah. Saat itulah dia melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.25. Ternyata dia sudah terlena melihat foto keluarnya telalul lama sehingga melupakan waktu yang terus berjalan.
Itu menyebabkan Ella menjadi panik, lalu dia memutuskan untuk tidak bersantai-santai lagi dan berteriak “MA... aku berangkat dulu, Ma..”. Tanpa menunggu jawaban dari ibunya, Ella langsung lari, pergi meniggalkan rumanhnya dan menuju sekolah.
Disepanjang perjalanan menuju sekolah, senyum Ella tak pernah hialng dari wajahnya. Tidak sampai sepuluh menit, Ella sudah sampai di depan gerbang gerbang sekolahnya. Biarpun dia belum pernah masuk sekalah ini, dia merasa familiar dengan lingkungan sekolan ini. Akhirnya dia masuk dan dengan mudah menemukan kelas yang akan dihuninya setahun kedepan.
Saat dia akan masuk kelasnya, keadaan kelas sudah lumayan ramai. Dan tiba-tiba Ella merasa nervous. Akhirnya Ella tidak jadi memasuki kelasnya karena dia terlalu nervous untuk menghadapi teman barunya dan dia memutuskan untuk berkeliling sekolahnya. “Sekalian menebus saat dia tidak mengikuti MOS” kilahnya.
Tanpa terasa, bel masuk sekolah berbunyi. Ella yang masih jalan-jalan langsung berlari menuju kelasnya. Saat dia tiba di depan kelas, sudah ada guru yang duduk di meja guru. Ella yang berdiri di depan kelas jadi bingung sendiri, “Akukan baru pertama masuk kok sudah telat masuk kelas, masa aku harus menanggung julukan Si Anak Terlambat gara-gra ini” pikirnya melantur.
Tiba-tiba sang guru menatapnya, “Kalian yang terlambat!” katanya dingin. “Cepat duduk di tempat kalian!”
Ternyata tidak hanya Ella saja yang terlambat, masih ada anak lain. ‘Selamat’ kata Ella dalam hati senang.
Saat Ella akan menampilkan senyum manisnya pada mereka yang sama-sama telat sepertinya. Ella malah mendapat respon yang tidak mengenakkan, yaitu mereka dengan seenaknya dan muka tanpa dosa menabraknya.
Yah... sebenarnya tidak menabraknya dengan keras, hanya menyenggol bahunya. Tapi yang membuat Ella kesal adalah sikap mereka yang seolah-olah mereka adalah bosnya dan Ella dianggap hanya sesuatu yang tidak cocok berada di pergaulan mereka sehingga memperlakukannya seolah dia tidak ada disana.
“Yah... kalau dipikir-pikir, mereka bertigakan murid yang telat. Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka murid yang langganan telat. Dan itu berarti mereka memang anak yang bermasalah” pikir Ella. “Eeehhh.... jika aku telat bersama mereka bertiga, mungkin teman lainnya akan menganggap aku juga murid yang bermasalah, mulai sekarang aku harus membuat image yang baik terhadap diriku”.
“Semoga teman kelas yang lain tidak sama dengan para murud bermasalah tadi, agar aku bisa dengan mudah menyesuaikan diri dan mengejar ketinggalannku dalam berteman” harap Ella.
Awalnya dia menunggu agar Ibu Guru untuk memperkenalkannya, tapi melihat sang guru yang sedang sibuk sendiri, Ella memutuskan untuk mencari tempat duduk.
Saat menuju tempat duduknya, Ella mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tetapi dia tidak mendapat yang dia harapkan. Padahal yang dia harapkan hanya mata penuh tanya dan rasa ingin tahu yang ditunjukkan kepadanya, si anak baru.
Sehingga pikiran negatif bertebaran di dalam kepalanya. Seperti ‘apa aku ini memang tidak cocok berada disini’ atau ‘apa teman-teman sekelasnya hanya berisi anak-anak sombong yang memilih-milih teman dalam pergaulan elite kecil mereka, dan aku tidak memenuhi syarat untuk masuk dan pergaulan itu’ atau ‘apa mereka melihat bekas lukaku dan mereka merasa takut untuk berteman denganku, karena aku terlihat menakutkan dengan luka di dahiku itu’.
Sebelum Ella lebih terpuruk dalam pikiran negatifnya yang semakin menumpuk, ada pengumuman dari sound yang terdapat di setiap kelas. Sound itu digunakan untuk mempermudah para staf sekolah, guru, dan orang yang berkepentingan untuk membuat sebuah pengumuman dengan langsung.
Suara seorang pria terdengar, “mungkin salah seorang guru” pikir Ella dalam hati.
“... Ellasya Putri ...” Ella kaget saat namanya dipanggil, Ellapun mempertajam pendengarannya karena dia dari tadi tidak terlalu mendengarkan pengumuman karena kepalanya masih dipenuhi dengan pikiran negatifnya.
Tapi saat dia melihat teman-temannya yang lain, dia merasa dia dalam masalah besar, karena teman-temannya bereaksi sangat heboh dengan pengumuman itu, ada yang menutup mulutnya dengan muka kaget, ada juga yang hanya menunjukkan muka datar, ada yang wajahnya hanya menunjukkan kesedihan, bahkan ada yang menangis tersedu-sedu.
Dan saat Ella lebih memperhatikan pengumuman, dia sangat kaget karena yang dia dengar sangat tak masuk akal.
“Seorang teman, adik, dan murid kita telah berpulang ke rahmat tuhan. Walaupun dia belum pernah masuk sekolah ini karena kecelakaan. Dia tetaplah murid sekolah ini, namanya adalah Ellasya Putri ...” kata guru yang disiarkan lewat sound.
“TIDAK!!! ITU TIDAK MUNGKIN!!! AKU DISINI! AKU BELUM MATI! AKULAH ELLASYA PUTRI DAN AKU BELUM MATI” teriak Ella keras-keras. Lalu dia melihat ke sekelilingnya untuk meluruskan pengumuman yang baru dibuat itu. Tapi yang didapatinya adalah temannya seperti tidak melihatnya. Dan itu membuatnya semakin jengkel, dari awal permainan teman-temannya untuk tidak mempedulikannya membuatnya naik pitam. Dan saat dia memegang pundak teman yang paling dekat dengannya, tangannya menembus bahu temannya.
“... dan penyebab dari kepergian Ellasya Putri adalah dia mengalami kecelakaan saat dia berangkat untuk mengikuti Pra-MOS hari pertama. Kecelakaan itu menyebabkan dia mengalami koma sampai tadi pagi. Ellasya sempat sadar selama beberapa menit, tetapi kemudian kondisinya memburuk dan Ellasya akhirnya berpulang ke rahmat tuhan...” penjelasan dari pengumuman.
Dan saat itulah Ella menyadari semuanya. Saat dia berkaca pagi tadi, dia tidak melihat tubuhnya. Yang didengarnya dari dapur bukanlah nyanyian ibunya, melainkan tangisan dari ibu dan kakaknya.
Dan sikap dari guru dan teman-temannya kepadanya sepanjang hari ini. Meraka mengabaikan Ella bukan karena menganggapnya tidak terlihat, memang dirinya sudah tidak terlihat oleh mereka.
“Aku sudah mati ya” kata Ella akhirnya dan sedikit demi sedikit fragmen-fragmen tubuhnya terbang terbawa angin dan akhirnya tubuhnya hilang sepenuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar