Seperti biasa sekitar
jam 6 pagi di SMA Negeri 354 Kediri masih sepi. Hampir seluruh kelas belum ada
siswa sama sekali. Hanya di beberapa kelas yang sudah ada segelintir siswa,
contohnya saja kelas X – 8. Di kelas X – 8 ada murid yang baru saja datang. Terlihat
seorang gadis yang langsung memasukkan sepatunya ke dalam almari sepatu yang
sudah disediakan sekolah dan langsung berjalan menuju bangku pojok belakang dan
duduk.
Hal pertama yang
dilakukannya setelah duduk adalah mengambil mp3 dari dalam tasnya yang langsung
ia pakai, tidak lupa dia mengeluarkan laptop dan menaruhnya di atas bangku dan
langsung dia nyalakan. Serta buku pelajaran untuk jam pertama hari itu yang ditaruhnya
di bawah mejanya. Ternyata nama siswa tersebut adalah ‘Elma Ersyanda’ yang
terpampang di sampul depan buku pelajaranya.
Setelah beberapa saat
dia mengutak-atik laptopnya terlihat dia sudah berjelajah di dunia maya
(internet). Dan dalam hitungan menit Elma sudah membuka beberapa halaman
seperti twitter dan halaman-halaman tentang anime dan manga. Ternyata Elma ini
penggemar anime dan manga. Terlihat dari tema dan wallpaper laptop Elma yang
bergambar anime.
Saat sedang asyik
mencari info baru tentang anime, Elma terpaku saat membaca iklan tentang anime
baru yang akan rilis bulan depan yang berjudul ‘Fantasy World’s’. Dalam anime tersebut diceritakan akan ada 100 anak
terpilih dari seluruh dunia, tapi hanya akan ada 10 anak yang mendapat
kesempatan untuk mengikuti sebuah permainan yang terjadi di dunia sihir
(fantasi) yang dihuni makhluk seperti vampire, werewolf, putri duyung, elf dan
makhluk-makhluk mitos lain. Tapi di iklan tersebut tidak disebutkan permainan
macam apa yang akan dimainkan.
Saat Elma akan membaca
baris terakhir yang bertuliskan “10
pemain yang berkesampatan itu merupakan 10 anak pertama yang membaca ini”.
Elma keburu dikagetkan oleh teman sebangkunya yang baru datang. Dan dengan
anehnya saat Elma berpaling tulisan itu berubah.
“El, berangkat pagi
lagi?” Tanya temanya.
“Iya dong... kalau mau
koneksinya cepat itu ya waktu pagi saat tidak terlalu banyak teman lain yang
memakai ya sore kan.” Jawab Elma semangat. Serta merta Elma melupakan kalimat
terakhir iklan tersebut karena dia langsung berbincang dengan heboh bersama
temannya yang sama-sama penyuka anime dan manga itu, bahkan bunyi bel masuk
saja tidak mengganggu pembicaraan mereka. Mereka hanya mau diam saat guru
mereka telah tiba.
Setelah satu jam
pertama pelajaran pagi itu, Elma sudah mulai merasa bosan dan mengantuk karena
pelajaran saat itu memang bukan ahlinya, apalagi guru mata pelajaran itu
terkenal suka berbicara dengan papan daripada dengan muridnya. Maksudnya sih
gurunya saat menerangkan hanya menghadap papan dan menulis di papan, sama
sekali tidak ada kontak dengan muridnya kecuali saat salam dan bertanya ‘mengerti?’. Dan sebab dia mengantuk
sekarang karena kemarin dia bergadang menghabiskan waktunya dengan membaca
novel-novel dan komik yang sudah harus dikembalikan hari ini di tempat dia
biasa menyewa novel dan komik.
Karena tidak kuat
menahan kepalanya yang terasa berat, Elma akhirnya menyandarkan kepalanya di
meja dengan pikiran kalaupun dia tertidur toh gurunya tidak akan tahu karena
sibuk mengajari papan.
Saat Elma dibangunkan
oleh teman sebangkunya dia merasa masih belum puas tidur, tapi karena pada saat
itu Elma dipanggil oleh temannya anak kelas sebelah yang kebetulan juga sesama
penyuka anime dan teman dari kecilnya yang bernama Rama. Elma langsung berdiri
dan menuju keluar kelas. Tapi saat Elma berjalan dia merasa aneh, dia merasa
diawasi dengan intesitas yang berbeda dari biasanya, lebih mengekang dan terasa
seperti ada ribuan mata yang menyiratkan ingin memakannya hidup-hidup.
Awalnya Elma mengira
bahwa itu merupakan tatapan iri yang diberikan teman-temannya karena dia
berteman dengan salah satu cowok tercakep di sekolah. Tapi dia teringat bahwa
Elma-kan sudah sering dipanggil oleh Rama, dan menyadari bahwa tatapan ini baru
pertama kali diterimanya. Jadi timbullah pertanyaan besar ‘kenapa baru
sekarang?’.
Setelah keluar dari
kelas, Elma dan Rama langsung berjalan pergi menginggalkan kelasnya. Pada
mulanya Elma mengira Rama memanggilnya karena ada urusan OSIS. Tapi karena
mereka tidak berbelok ke ruang OSIS, Elma mulai bertanya-tanya mereka akan ke mana.
Dan diapun menyadari bahwa mereka tadi tidak meminta izin keluar dari guru.
Elma sebenarnya ingin bertanya kepada Rama, tapi entah kenapa Elma tidak bisa
bertanya kepada Rama. Elma merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Rama dan Elma
tiba-tiba saja kehilangan suaranya.
Setelah di otak Elma
terjadi perdebatan yang sengit dan akhirnya berakhir. Elma menyadari bahwa
mereka berdua sudah berada pada koridor yang tidak pernah dilihatnya di
sekolah. Tapi dia samar-samar merasa pernah melihat koridor tersebut.
“Ram, kita sebenarnya
mau ke mana?” tanya Elma akhirnya, saat suaranya kembali.
“Diam dan ikuti aku
saja!” jawab Rama dingin. Elma kaget, tidak biasanya Rama berkata dingin,
apalagi kepadanya.
Elma tidak mau menyerah
begitu saja dan tetap mengajak Rama mengobrol tentang anime dan manga yang
menjadi kesukaan Rama untuk mencairkan suasana. Tapi tetap saja yang didapat
Elma hanya perkataan yang dingin dan kasar. Akhirnya, Elma menyerah dan
memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan mengikuti Rama dalam diam. Walaupun
insting Elma menyalakan alarm tanda adanya hal yang tidak beres dan sudah
menyala sejak dia berdiri dari tempat duduknya hingga sekarang.
Setelah menyadari bahwa
perjalanan di koridor ini akan berujung malapetaka, Elma berpikir ada tiga
kemungkinan. Pertama, dia akan lari sendiri meninggalkan Rama. Tapi Elma tidak
tega meninggalkan Rama sendiri, terlebih melihat keadaan Rama yang seperti itu.
Kedua, dia berpikir untuk lari berdua dan langsung menyadari itu tidak akan
berhasil melihat sikap Rama yang seperti itu. Dan yang terakhir, dia akan
mengadapi apa yang akan dia temui nanti.
Dan pada akhirnya
mereka tiba di sebuah pintu besar yang megah dan indah serta terlihat sangat
kokoh. Menurut Elma dia tidak pernah melihat pintu tersebut, tapi dia juga
samar-samar mengingat pintu tersebut. Dan akhirnya pintu besar itu terbuka
secara perlahan.
“Masuklah!” perintah Rama.
Dan tanpa bertanya Elma langsung berjalan masuk dengan pelan dan tangan
gemetaran. Dan perlahan pula pintu besar di belakangnya terdengar tertutup. Di
dalam sana Elma bertemu dengan 9 anak lain yang dilihat dari wajah dan penampilan
mereka adalah anak-anak seusianya dari seluruh penjuru dunia, ada 2 anak Jepang
laki-lakidan perempuan, 1 anak laki-laki Cina, 3 anak laki-laki yang sepertinya
orang Barat, 2 anak perempuan berdarah Negro, serta 1 anak perempuan yang
sepertinya berasal dari ASEAN sama seperti Elma.
Dan saat Elma sudah
berada di tengah ruangan, dia tersadar bahwa dia pernah melihat tempat itu. Dia
langsung teringat dengan iklan yang dibacanya pagi tadi, yang merupakan tempat
di mana dia melihat lorong dan pintu besar tadi.
Tiba-tiba terdengar
suara seorang pria tua yang berat. Dari suaranya dapat diketahui bahwa dia
merupakan orang yang tegas. Dan tiba-tiba muncullah orang dari kegelapan.
“Halo semuanya!” sapa
orang tersebut dalam bahasa yang tidak pernah didengar 10 anak itu, tapi entah
mengapa mereka mengerti arti kata orang tersebut. “Biarkan saya memperkenalkan
diri saya, saya adalah Albert, kalian dapat mememanggilku Pak Albert”.
Sebagai jawaban
kesepuluh anak tadi diam karena bingung tidak mengerti apa yang sedang terjadi
atau lebih tepatnya tidak bisa menerima apa yang terjadi.
“Ehm... pastinya kalian
telah membuat prediksi di mana kalian dan siapa saya kan?” tanya Pak Albert,
yang langsung mendapat anggukan dari semua anak-anak tersebut. “Baik... kalian
ternyata anak-anak yang cerdas jadi saya tidak perlu menjelaskan banyak hal.
Ehm... Sebaiknya sekarang ganti kalian memperkenalkan diri kalian, dari kamu!”
kata Pak Albert sambil menunjuk Elma yang kebetulan berada paling pinggir dan
berlanjut perkenalan di sebelahnya sampai pada sisi lainnya.
“Setelah kalian saling
mengenal.” Pak Albert berhenti bicara dan menyebarkan pandangan kesepuluh anak
itu. “Jadi bagaimana? Ada pertanyaan?”
Anak dari Cina yang
bernama Wuu Chi mangangkat tangan, yang langsung mendapat perhatian penuh dari
semua orang yang ada di situ “Pak Albert... saya hanya ingin memastikan” jeda
sebentar “Apakah ini benar-benar berada di Fantasy
World’s dan kami bersepuluh ini adalah kesepuluh pemain yang terpilih
bermain di sini?”
Setelah pertanyaan itu
dilontarkan semua kepala langsung menoleh kembali ke arah Pak Albert. “Ehm...
kedua jawaban yang kau tanyakan adalah iya.” Jawab Pak Albert langsung.
Wuu Chi mengangkat
tangan lagi dan langsung bertanya “Dan seperti apakah permainan ini?”
“Kalian akan berlatih
beberapa hal selama satu bulan dan satu bulan dari sekarang kalian akan
dipanggil lagi ke sini dan permainan yang sebenarnya akan benar-benar terjadi.”
Jawab Pak Albert mantap.
Kali ini Elma yang
mengangkat tangan “Dan bagaimana cara dan aturan dalam permainan ini?”
Dengan enteng Pak
Elbert menjawab “Mudah, setelah satu bulan dari sekarang kalian akan dipanggil
lagi ke sini dan kalian akan dilepaskan di hutan lebat yang berada di Fantasy World’, dan orang terakhir yang
bertahan hidup adalah pemenangnya. Oleh sebab itulah kalian mendapat waktu satu
bulan sebelum permainan benar-benar dimulai untuk belajar bertahan hidup. Oh..
dan tambahan pembunuhan dan pertikaian tidak melanggar aturan permainan. Karena
permainan ini hanya akan berakhir saat hanya tinggal satu pemain yang tersisa.”
Dan ruangan langsung
sunyi senyap.
Elma yang pertama kali
mengendalikan dirinya dari kekagetan langsung berteriak “Permainan macam apa
itu? Aku tidak mau ikut! Aku pulang saja!” teriak Elma langsung berbalik dan
menuju pintu. Dan pada saat itulah untuk pertama kalinya Elma melihat dua patung
singa yang berukuran sekitar 2 meter.
Pak Albert tidak
terlalu menanggapi perkataan Elma, dia hanya berkata “Lakukan sesukamu dan kau
akan tetap mati!”.
Setelah Pak Albert
selesai bicara dua patung singa itu bergerak seperti kucing yang bangun dari
tidurnya. Setelah itu mereka langsung melihat kepada Elma. Dan Elma-pun berpikir
lebih baik berada di situasi di mana dia berada di kelasnya yang nyaman dengan
mendengarkan ocehan tak karuan gurunya. Tapi itu hanyalah impian kosong karena
salah satu patung singa tadi sudah berada di depan Elma dan dalam hitungan
detik Elma dapat melihat masa depannya yang tinggal sedikit akan tercabik-cabik
oleh sebuah patung singa. Saat patung singa itu menubruknya, Elma hanya dapat
menutup mata dan menunggu ajal menjemputnya.
Elma berteriak dan dia
merasa dirinya terjengkang, tapi dia tidak merasa ditubruk oleh sebuah patung
singa! Dia hanya terjengkang dan tiba-tiba dia mendengar suara tawa yang sangat
kencang di sekitarnya. Akhirnya Elma membuka matanya dan yang dilihatnya adalah
ruang kelasnya, kelas X – 8. Dan Elmapun menyadari bahwa apa yang dialaminya
tadi hanyalah mimpi belaka. Dan akhirnya dia ditertawakan oleh seluruh teman
sekelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar