Kamis, 18 Desember 2014

Hanya Mimpi


Seperti biasa sekitar jam 6 pagi di SMA Negeri 354 Kediri masih sepi. Hampir seluruh kelas belum ada siswa sama sekali. Hanya di beberapa kelas yang sudah ada segelintir siswa, contohnya saja kelas X – 8. Di kelas X – 8 ada murid yang baru saja datang. Terlihat seorang gadis yang langsung memasukkan sepatunya ke dalam almari sepatu yang sudah disediakan sekolah dan langsung berjalan menuju bangku pojok belakang dan duduk.
Hal pertama yang dilakukannya setelah duduk adalah mengambil mp3 dari dalam tasnya yang langsung ia pakai, tidak lupa dia mengeluarkan laptop dan menaruhnya di atas bangku dan langsung dia nyalakan. Serta buku pelajaran untuk jam pertama hari itu yang ditaruhnya di bawah mejanya. Ternyata nama siswa tersebut adalah ‘Elma Ersyanda’ yang terpampang di sampul depan buku pelajaranya.
Setelah beberapa saat dia mengutak-atik laptopnya terlihat dia sudah berjelajah di dunia maya (internet). Dan dalam hitungan menit Elma sudah membuka beberapa halaman seperti twitter dan halaman-halaman tentang anime dan manga. Ternyata Elma ini penggemar anime dan manga. Terlihat dari tema dan wallpaper laptop Elma yang bergambar anime.
Saat sedang asyik mencari info baru tentang anime, Elma terpaku saat membaca iklan tentang anime baru yang akan rilis bulan depan yang berjudul ‘Fantasy World’s’. Dalam anime tersebut diceritakan akan ada 100 anak terpilih dari seluruh dunia, tapi hanya akan ada 10 anak yang mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah permainan yang terjadi di dunia sihir (fantasi) yang dihuni makhluk seperti vampire, werewolf, putri duyung, elf dan makhluk-makhluk mitos lain. Tapi di iklan tersebut tidak disebutkan permainan macam apa yang akan dimainkan.
Saat Elma akan membaca baris terakhir yang bertuliskan “10 pemain yang berkesampatan itu merupakan 10 anak pertama yang membaca ini”. Elma keburu dikagetkan oleh teman sebangkunya yang baru datang. Dan dengan anehnya saat Elma berpaling tulisan itu berubah.
“El, berangkat pagi lagi?” Tanya temanya.
“Iya dong... kalau mau koneksinya cepat itu ya waktu pagi saat tidak terlalu banyak teman lain yang memakai ya sore kan.” Jawab Elma semangat. Serta merta Elma melupakan kalimat terakhir iklan tersebut karena dia langsung berbincang dengan heboh bersama temannya yang sama-sama penyuka anime dan manga itu, bahkan bunyi bel masuk saja tidak mengganggu pembicaraan mereka. Mereka hanya mau diam saat guru mereka telah tiba.
Setelah satu jam pertama pelajaran pagi itu, Elma sudah mulai merasa bosan dan mengantuk karena pelajaran saat itu memang bukan ahlinya, apalagi guru mata pelajaran itu terkenal suka berbicara dengan papan daripada dengan muridnya. Maksudnya sih gurunya saat menerangkan hanya menghadap papan dan menulis di papan, sama sekali tidak ada kontak dengan muridnya kecuali saat salam dan bertanya ‘mengerti?’. Dan sebab dia mengantuk sekarang karena kemarin dia bergadang menghabiskan waktunya dengan membaca novel-novel dan komik yang sudah harus dikembalikan hari ini di tempat dia biasa menyewa novel dan komik.
Karena tidak kuat menahan kepalanya yang terasa berat, Elma akhirnya menyandarkan kepalanya di meja dengan pikiran kalaupun dia tertidur toh gurunya tidak akan tahu karena sibuk mengajari papan.
Saat Elma dibangunkan oleh teman sebangkunya dia merasa masih belum puas tidur, tapi karena pada saat itu Elma dipanggil oleh temannya anak kelas sebelah yang kebetulan juga sesama penyuka anime dan teman dari kecilnya yang bernama Rama. Elma langsung berdiri dan menuju keluar kelas. Tapi saat Elma berjalan dia merasa aneh, dia merasa diawasi dengan intesitas yang berbeda dari biasanya, lebih mengekang dan terasa seperti ada ribuan mata yang menyiratkan ingin memakannya hidup-hidup.
Awalnya Elma mengira bahwa itu merupakan tatapan iri yang diberikan teman-temannya karena dia berteman dengan salah satu cowok tercakep di sekolah. Tapi dia teringat bahwa Elma-kan sudah sering dipanggil oleh Rama, dan menyadari bahwa tatapan ini baru pertama kali diterimanya. Jadi timbullah pertanyaan besar ‘kenapa baru sekarang?’.
Setelah keluar dari kelas, Elma dan Rama langsung berjalan pergi menginggalkan kelasnya. Pada mulanya Elma mengira Rama memanggilnya karena ada urusan OSIS. Tapi karena mereka tidak berbelok ke ruang OSIS, Elma mulai bertanya-tanya mereka akan ke mana. Dan diapun menyadari bahwa mereka tadi tidak meminta izin keluar dari guru. Elma sebenarnya ingin bertanya kepada Rama, tapi entah kenapa Elma tidak bisa bertanya kepada Rama. Elma merasa ada sesuatu yang aneh pada diri Rama dan Elma tiba-tiba saja kehilangan suaranya.
Setelah di otak Elma terjadi perdebatan yang sengit dan akhirnya berakhir. Elma menyadari bahwa mereka berdua sudah berada pada koridor yang tidak pernah dilihatnya di sekolah. Tapi dia samar-samar merasa pernah melihat koridor tersebut.
“Ram, kita sebenarnya mau ke mana?” tanya Elma akhirnya, saat suaranya kembali.
“Diam dan ikuti aku saja!” jawab Rama dingin. Elma kaget, tidak biasanya Rama berkata dingin, apalagi kepadanya.
Elma tidak mau menyerah begitu saja dan tetap mengajak Rama mengobrol tentang anime dan manga yang menjadi kesukaan Rama untuk mencairkan suasana. Tapi tetap saja yang didapat Elma hanya perkataan yang dingin dan kasar. Akhirnya, Elma menyerah dan memutuskan untuk tidak bertanya lagi dan mengikuti Rama dalam diam. Walaupun insting Elma menyalakan alarm tanda adanya hal yang tidak beres dan sudah menyala sejak dia berdiri dari tempat duduknya hingga sekarang.
Setelah menyadari bahwa perjalanan di koridor ini akan berujung malapetaka, Elma berpikir ada tiga kemungkinan. Pertama, dia akan lari sendiri meninggalkan Rama. Tapi Elma tidak tega meninggalkan Rama sendiri, terlebih melihat keadaan Rama yang seperti itu. Kedua, dia berpikir untuk lari berdua dan langsung menyadari itu tidak akan berhasil melihat sikap Rama yang seperti itu. Dan yang terakhir, dia akan mengadapi apa yang akan dia temui nanti.
Dan pada akhirnya mereka tiba di sebuah pintu besar yang megah dan indah serta terlihat sangat kokoh. Menurut Elma dia tidak pernah melihat pintu tersebut, tapi dia juga samar-samar mengingat pintu tersebut. Dan akhirnya pintu besar itu terbuka secara perlahan.
“Masuklah!” perintah Rama. Dan tanpa bertanya Elma langsung berjalan masuk dengan pelan dan tangan gemetaran. Dan perlahan pula pintu besar di belakangnya terdengar tertutup. Di dalam sana Elma bertemu dengan 9 anak lain yang dilihat dari wajah dan penampilan mereka adalah anak-anak seusianya dari seluruh penjuru dunia, ada 2 anak Jepang laki-lakidan perempuan, 1 anak laki-laki Cina, 3 anak laki-laki yang sepertinya orang Barat, 2 anak perempuan berdarah Negro, serta 1 anak perempuan yang sepertinya berasal dari ASEAN sama seperti Elma.
Dan saat Elma sudah berada di tengah ruangan, dia tersadar bahwa dia pernah melihat tempat itu. Dia langsung teringat dengan iklan yang dibacanya pagi tadi, yang merupakan tempat di mana dia melihat lorong dan pintu besar tadi.
Tiba-tiba terdengar suara seorang pria tua yang berat. Dari suaranya dapat diketahui bahwa dia merupakan orang yang tegas. Dan tiba-tiba muncullah orang dari kegelapan.
“Halo semuanya!” sapa orang tersebut dalam bahasa yang tidak pernah didengar 10 anak itu, tapi entah mengapa mereka mengerti arti kata orang tersebut. “Biarkan saya memperkenalkan diri saya, saya adalah Albert, kalian dapat mememanggilku Pak Albert”.
Sebagai jawaban kesepuluh anak tadi diam karena bingung tidak mengerti apa yang sedang terjadi atau lebih tepatnya tidak bisa menerima apa yang terjadi.
“Ehm... pastinya kalian telah membuat prediksi di mana kalian dan siapa saya kan?” tanya Pak Albert, yang langsung mendapat anggukan dari semua anak-anak tersebut. “Baik... kalian ternyata anak-anak yang cerdas jadi saya tidak perlu menjelaskan banyak hal. Ehm... Sebaiknya sekarang ganti kalian memperkenalkan diri kalian, dari kamu!” kata Pak Albert sambil menunjuk Elma yang kebetulan berada paling pinggir dan berlanjut perkenalan di sebelahnya sampai pada sisi lainnya.
“Setelah kalian saling mengenal.” Pak Albert berhenti bicara dan menyebarkan pandangan kesepuluh anak itu. “Jadi bagaimana? Ada pertanyaan?”
Anak dari Cina yang bernama Wuu Chi mangangkat tangan, yang langsung mendapat perhatian penuh dari semua orang yang ada di situ “Pak Albert... saya hanya ingin memastikan” jeda sebentar “Apakah ini benar-benar berada di Fantasy World’s dan kami bersepuluh ini adalah kesepuluh pemain yang terpilih bermain di sini?
Setelah pertanyaan itu dilontarkan semua kepala langsung menoleh kembali ke arah Pak Albert. “Ehm... kedua jawaban yang kau tanyakan adalah iya.” Jawab Pak Albert langsung.
Wuu Chi mengangkat tangan lagi dan langsung bertanya “Dan seperti apakah permainan ini?”
“Kalian akan berlatih beberapa hal selama satu bulan dan satu bulan dari sekarang kalian akan dipanggil lagi ke sini dan permainan yang sebenarnya akan benar-benar terjadi.” Jawab Pak Albert mantap.
Kali ini Elma yang mengangkat tangan “Dan bagaimana cara dan aturan dalam permainan ini?”
Dengan enteng Pak Elbert menjawab “Mudah, setelah satu bulan dari sekarang kalian akan dipanggil lagi ke sini dan kalian akan dilepaskan di hutan lebat yang berada di Fantasy World’, dan orang terakhir yang bertahan hidup adalah pemenangnya. Oleh sebab itulah kalian mendapat waktu satu bulan sebelum permainan benar-benar dimulai untuk belajar bertahan hidup. Oh.. dan tambahan pembunuhan dan pertikaian tidak melanggar aturan permainan. Karena permainan ini hanya akan berakhir saat hanya tinggal satu pemain yang tersisa.”
Dan ruangan langsung sunyi senyap.
Elma yang pertama kali mengendalikan dirinya dari kekagetan langsung berteriak “Permainan macam apa itu? Aku tidak mau ikut! Aku pulang saja!” teriak Elma langsung berbalik dan menuju pintu. Dan pada saat itulah untuk pertama kalinya Elma melihat dua patung singa yang berukuran sekitar 2 meter.
Pak Albert tidak terlalu menanggapi perkataan Elma, dia hanya berkata “Lakukan sesukamu dan kau akan tetap mati!”.
Setelah Pak Albert selesai bicara dua patung singa itu bergerak seperti kucing yang bangun dari tidurnya. Setelah itu mereka langsung melihat kepada Elma. Dan Elma-pun berpikir lebih baik berada di situasi di mana dia berada di kelasnya yang nyaman dengan mendengarkan ocehan tak karuan gurunya. Tapi itu hanyalah impian kosong karena salah satu patung singa tadi sudah berada di depan Elma dan dalam hitungan detik Elma dapat melihat masa depannya yang tinggal sedikit akan tercabik-cabik oleh sebuah patung singa. Saat patung singa itu menubruknya, Elma hanya dapat menutup mata dan menunggu ajal menjemputnya.
Elma berteriak dan dia merasa dirinya terjengkang, tapi dia tidak merasa ditubruk oleh sebuah patung singa! Dia hanya terjengkang dan tiba-tiba dia mendengar suara tawa yang sangat kencang di sekitarnya. Akhirnya Elma membuka matanya dan yang dilihatnya adalah ruang kelasnya, kelas X – 8. Dan Elmapun menyadari bahwa apa yang dialaminya tadi hanyalah mimpi belaka. Dan akhirnya dia ditertawakan oleh seluruh teman sekelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar